BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, setiap individu senantiasa berhubungan dengan individu
lain, baik di lingkungan sekolah, keluarga, teman bermain, organisasi
masyarakat/sekolah, maupun di masyaraskat luas. Serta berhubungan dengan orang
tua, saudara-saudara, dan anggota keluarga yang lainnya di rumah. Di sekolah,
kita berteman dan berinteraksi dengan
teman-teman, guru, dan para pegawai sekolah yang lain. Di lingkungan
masyarakat, kita berhubungan dengan tetangga-tetangga. Hubungan-hubungan
tersebut merupakan hubungan sosial.
Hubungan
sosial tersebut dibutuhkan oleh individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup seperti makan dan minum, reproduksi, pendidikan. Rasa aman,
kesejahteraan, kehidupan yang demokratis, dan kebutuhan lainnya. Manusia
senantiasa mengembangkan pemikirannya dengan wujud pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berbagai disiplin ilmu telak kita pelajari dan akan
terus bertambah selama hidup karena manusia itu belajar sepanjang
hidup.disekolah kita mendapatkan berbagai disiplin ilmu termasuk salah satunya
adalah ilmu sosiologi. Berbagai disiplin ilmu yang ada saling berkaitan dan
berhubungan satu sama lain. Sebagai contohnya sosiologi berkaitan dengan
cabang-cabang ilmu sosial yang lainnya.
Masyarakat
adalah system sosial budaya yang dinamis. Semua masyarakat berubah dari waktu
ke waktu. Ada masyarakat yang berubah dengan sangat cepat, dan ada pula
masyarakat yang berubah pelan-pelan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat menimbulkan goncangan-goncangan, ada pula yang tidak menimbulkan
goncangan yang besar. Sosiologi lahir untuk memahami dan menjawab realitas
masyarakat yang kompleks dan dinamis tersebut. Dengan mempelajari dan
menerapkan sosiologi menjadi salah satu solusi dan jawaban atas permasalahan.
Sosiologi juga mencoba memberikan pemahaman tentang apa yang terjadi pada
masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan
masalah yang muncul adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan sosiologi?
2. Bagaimanakah
latar belakang lahirnya ilmu sosiologi?
3. Apa
saja ruang lingkup sosiologi?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apakah yang dimaksud dengan sosiologi?
2. Untuk
mengetahui bagaimanakah latar belakang lahirnya ilmu sosiologi?
3. Untuk
mengetahui apa saja ruang lingkup sosiologi?
D.
Sistematika
Penulisan
Makalah yang
berjudul “Sosiologi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya” ini terdiri dari 3 bab
yaitu Bab I Pendahuluan. Bab II Isi, dan Bab III Penutup.
Bab I terdiri
atas latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II terdiri
atas pengertian sosiologi, latar belakang sosiologi, dan ruang lingkup sosiologi.
Bab III terdiri
atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi secara harfiah berasal
dari kata socius (Latin) yang
diartikan sebagai teman dan logos (Yunani)
yang diartikan sebagai ilmu. (Luth, 2004: 3)
Perpaduan
antara bahasa Latin dan Yunani tersebut menghasilkan pengertian sosiologi
secara istilah yaitu suatu ilmu tentang hubungan antara sesama teman. Lebih
luas lagi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam
masyarakat.
Dengan
melihat pengertian secara harfiah saja dapat diketahui bahwa sosiologi merupakan
bagian dari ilmu sosial. Hal itu dapat kita peroleh dengan membandingkan kata
sosiologi dalam bahasa lain, misalnya sosietas
(Latin) dan society (Inggris).
Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu masyarakat. Namun hal itu tidak lantas
menjadikan arti sosiologi adalah ilmu masyarakat karena masih banyak ilmu ilmu
lain yang juga mempunyai objek masyarakat. Sebagai contoh ilmu ekonomi, ilmu
hukum, ilmu sejarah, ilmu politik, ilmu
komunikasi, dan sebagainya. Masing-masing cabang ilmu sosial tersebut mempunyai
penekanan yang berbeda. dan ilmu yang mengkaji berbagai fenomena di masyarakat
dapat dikelompokkan ke dalam ilmu sosial termasuk sosiologi.
Berikut pengertian sosiologi yang
diberikan oleh para ahli:
1.
Van
der Zanden (1979) membatasi sosiologi sebagai studi ilmiah tentang interaksi
manusia.
2.
Anthony
Giddens (1989) mengatakan bahwa sosiologi merupakan studi tentang kehidupan
sosial manusia, kelompok, dan masyarakat.
3.
Max
Weber (1864-1920) berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tindakan sosial.
4.
Reucek
dan Warren (1962) mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hubungan antar manusia kelompok-kelompok.
5.
Selo
Soemardjan dan Soeleman Soemardi (1965) menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat adalh ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. (Luth, 2004: 3)
Berdasarkan
pengertian-pengertian dari para ahli tersebut terdapat satu penekanan yang sama
yaitu terdapat unsur interaksi atau hubungan sosial antar warga masyarakat.
B.
Latar
Belakang Sosiologi dan Perkembangannya
Seperti
halnya ilmu sosial lainnya, sosiologi lahir untuk menjawab keingintahuan
tentang keberadaan masyarakat. Sosiologi lahir pertama kali di Eropa Barat
setelah terjadinya dua revolusi besar yaitu revolusi industri di Inggris dan
revolusi sosial di Perancis atau dikenal dengan revolusi perancis. (Luth, 2004:
4)
Hal
itu berarti bahwa sosiologi lahir untuk menjawab rasa keingintahuan tentang
masyarakat Eropa Barat terutama setelah terjadinya revolusi industri di Inggris
dan revolusi Perancis. Disatu pihak kedua revolusi tersebut menjanjikan
perubahan secara cepat dan melahirkan masyarakat modern, lebih maju, dan lebih
sejahtera. Tapi disisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa kedua revolusi
tersebut telah menimbulkan berbagai kekacauan dan terkikisnya rasa persaudaraan
atau keakraban antarwarga masyarakat. Dengan kata lain perubahan itu telah
menimbulkan masalah, yaitu apa yang diharapkan berbeda dengan kenyataan.
Sehingga masyarakat berinteraksi dengan pola baru yang terbentuk dengan
sendirinya.
Untuk
menjawab keadaan masyarakat tersebut, Auguste
Comte memberikan jawabannya pada bukunya sendiri yang berjudul Positive Philosophy dan menamai ilmu
yang mengkaji kehidupan masyarakat ini Sosiologi.
Sejak
saat itu, ilmuwan mulai mengembangkan secara nyata ilmu baru yang diberi nama
sosiologi tersebut dan mulai menjadikan sosiologi sebagai mata kuliah baik di
Eropa Barat maupun di Amerika Serikat. Di Indonesia, sosiologi baru dikenal
tahun 1950-an, bersamaan dengan datangnya beberapa orang Indonesia yang
memperdalam ilmu sosiologi mereka di Amerika Serikat, Inggris dan Belanda. Pada
tahun 1980-an muncul ahli-ahli sosiologi Indonesia dari berbagai perguruan
tinggi.
C.
Ruang
Lingkup
1. Sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan
Untuk mengetahui
secara pasti bahwa sosiologi dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan dengan
terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud ilmu pengetahuan.
Soerjono
Soekanto (1982: 5) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan tersebut selalu
dapat dikontrol atau diperiksa dengan kritis oleh setiap orang yang ingin
mengetahuinya.
Secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa ilmu itu meliputi:
a. Pengetahuan
(knowledge)
b. Metode
untuk memperoleh pengetahuan
c. Disusun
secara sistematis.
Dengan kata lain
ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah dan
disusun secara sistematis.
Sedangkan
kriteria suatu ilmu dikatakan sebagai ilmu pengetahuan harus memiliki
sifat-sifat sebagai berikut.
a. Bersifat
empiris
b. Bersifat
teoritis
c. Bersifat
kumulatif
d. Bersifat
non-etis.
Dalam Soekanto
(1982: 13), disebutkan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang
ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut.
a.
Sosiologi
bersifat empiris, yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada
observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat
spekulatif.
b.
Sosiologi
bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan
kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, hingga menjadi teori.
c.
Sosiologi
bersifat kumulatif ini berarti teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-
teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus
teori-teori yang lama, hingga menjadi baik atau dapat mencapai kesempurnaan.
d.
Sosiologi
bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta
tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara
analitis.
2. Sosiologi
sebagai ilmu sosial
Sosiologi masuk dalam kategori rumpun-rumpun ilmu
sosial dikarenakan permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan
kehidupan sosial manusia, masyarakat atau kehidupan bersama. Sedangkan
sosiologi dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang masyarakat.
Masyarakat yang
menjadi objek ilmu-ilmu sosial dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari
beberapa segi; ada segi ekonomi yang antara lain bersangkut paut dengan
produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa; ada pula segi
kehidupan politik yang antara lain berhubungan dengan penggunaan kekuasaan
dalam masyarakat; dan lain-lain segi kehidupan. (Soekanto, 1982: 14)
Dengan demikian
sudah jelas bahwa sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, karena yang
menjadi bahasan adalah masyarakat. Terdapat perbedaan sosiologi dengan
ilmu-ilmu sosial lainya, letak perbedaan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya
dapat dilihat dari bahasan tentang masyarakat. Sosiologi mempelajari
unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan. Sedangkan pada ilmu sosial
lainnya hanya pada segi-segi khusus dari masyarakat tersebut. Misalnya ilmu
ekonomi berusaha membahas mengenai usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, ilmu politik hanya mempelajri mengenai kehidupan masyarakat yang
menyangkut soal kekuasaan. Sedangkan sosiologi memusatkan perhatiannya pada
segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola
umumnya.
Dari beberapa
contoh perbandingan tersebut, dapat ditegaskan bahwa ilmu sosiologi termasuk
dalam lingkup ilmu-ilmu sosial yang membahas masyarakat dari berbagai segi dan
sudut pandang yang berbeda-beda. Begitu pula dengan sosiologi yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan dan hubungan-hubungan antara individu-individu di
dalam masyarakat tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pendapat beberapa ahli, terdapat satu penekanan yang sama mengenai pengertian
sosiologi yaitu adanya unsur interaksi atau hubungan sosial antar warga
masyarakat.
Sosiologi
lahir untuk menjawab rasa keingintahuan tentang masyarakat Eropa Barat terutama
setelah terjadinya revolusi industri di Inggris dan revolusi Perancis. Pada
awalnya, sosiologi dijadikan sebagai mata kuliah baik di Eropa Barat maupun di
Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia sosiologi baru dikenal pada tahun
1950-an. Pada tahun 1980-an muncul ahli-ahli sosiologi Indonesia dari berbagai
perguruan tinggi.
Ruang lingkup
sosiologi meliputi sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan sosiologi sebagai
ilmu sosial.
Sosiologi
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki empat cirri utama dari ilmu
pengetahuan yaitu bersifat empiris, bersifat teoritis, bersifat kumulatif dan bersifat
non-etis.
Sedangkan
sosiologi dikatakan sebagai ilmu sosial karena sosiologi membahas tentang
masyarakat.
B.
Saran
Untuk
mempelajari tentang kehidupan masyarakat, kita bisa mempelajarinya melalui
ilmu-ilmu sosial, salah satunya sosiologi. Oleh karena itu kita tidak boleh
memandang sebelah mata adanya ilmu-ilmu sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 2006. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Gunadarma.
____. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial
Bab 1 Ruang Lingkup. [online]. Tersedia: http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_sosiologi_dan_ilmu_sosial_bab1_ruang_lingkup_sosiologi.pdf [8 Februari 2012]
Soekanto,
Suryono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
sipp dah, terimakasihhh banyaakkk. :D
BalasHapusPak bisa kirimin ke email sy nggak referensi tentang masalah pengantar sosiologi
BalasHapus